Senin, 14 September 2020

GeNose UGM Mampu Deteksi Covid-19 dalam 80 Detik

 


Penulis Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Para peneliti Universitas Gadjah Mada ( UGM) berhasil mengembangkan alat deteksi Covid-19 melalui embusan nafas yang diberi nama GeNose. Alat ini mampu mendeteksi virus corona dalam tubuh manusia dengan waktu cepat. Anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono, mengatakan alat deteksi Covid-19 melalui embusan napas yang diberi nama "GeNose". Baca juga: Mahasiswa UGM Tenggelam Saat Penelitian di Sungai Oya Bantul Alat deteksi Covid-19 hasil pengembangan para peneliti UGM. GeNose memiliki kemampuan mendeteksi virus corona baru dalam tubuh manusia. Tidak butuh waktu lama, kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui positif atau negatif Covid-19. 

"Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi," ujar kata anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono di acara Public Expose GeNose: Teknologi Pengendus Covid-19 di Gedung BJ Habibie lantai 24, Jakarta, dalam keterangan tertulis Humas UGM, Jumat (25/9/2020). Keunggulan lainya, GeNose memiliki akurasi tinggi. Selain itu, penggunaan alat ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan tes usap PCR. 

Baca juga: GeNose: Alat Pengendus Covid-19 Inovasi Anak Bangsa Satu unit GeNose yang diperkirakan seharga Rp 40 juta dapat digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan. "Untuk saat ini kemampuan produksi optimum sekitar 50 ribu unit per bulannya," urainya.   Peneliti GeNose lainnya, Dian Kesumapramudya Nurputra, memaparkan GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas. Orang yang akan diperiksa dengan alat ini akan diminta mengembuskan napas ke tabung khusus. Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan. Baca juga: Sebagian Panitia PPSMB UGM Diisolasi, Ada Keluarga Panitia yang Positif Corona Menurutnya, GeNose telah melalui uji profiling  dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit 

Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta. Dari uji tersebut diketahui hasilnya menunjukkan tingkat akurasi 97 persen. "Setelah uji klinis tahap pertama, saat ini GeNose tengah memasuki uji klinis tahap kedua," ucapnya. Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro mengapresiasi alat deteksi Covid-19 yang dikembangkan oleh tim peneliti UGM. "Riset/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 siap memberikan dukungan upaya finalisasi GeNose dalam bentuk dukungan uji klinis tahap 2," tegasnya. Baca juga: Jakob Oetama, UGM, dan Jurnalisme Makna Diharapkan, GeNose bisa segera dimanfaatkan secara massif oleh masyarakat. Setidaknya pada Desember 2020, alat yang dikembangkan oleh para peneliti UGM ini dapat digunakan untuk skrining.

 "Jika sudah uji klinis dan mendapat ijin edar dari Kemenkes, pastikan alat disampaikan pada Satgas bisa menjadi alat tes untuk membantu upaya Indonesia meningkatkan rasio testing," tandasnya. Baca juga: Alami Low Vision Tak Halangi Imam Berprestasi Internasional, Diterima di UGM dan Dirikan Pondok Tahfiz Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi melakukan serah terima teknologi alat deteksi Covid-19 melalui embusan napas yang diberi nama GeNose kepada Kemenristek/BRIN, Kamis (25/6/2020). Hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Paripurna Sugarda bersama rombongan, Deputi Bidang Intelijen Teknologi BIN Mayjen TNI Afini Boer, Kepala Pusat 

Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Republik Indonesia Brigjen Pol Rusdianto, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti, Plt. Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN Muhammad Dimyati, perwakilan dari industri pendukung GeNose



Minggu, 13 September 2020

 Anies Terbitkan Kepgub Perpanjangan PSBB sampai tanggal 11  Oktober 2020, Jika...

 

 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menghadiri pembagian 5 juta masker di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 10 September 2020.

TEMPO.COJakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Keputusan Gubernur nomor 959 tahun 2020 pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB selama dua pekan hingga 27 September 2020 dalam menekan angka penularan Covid-19

Dalam Kepgub tersebut Anies mencatumkan kebijakan perpanjangan terkait pemberlakuan PSBB  untuk dua pekan kemudian  akan dari tanggal 27 September sampai 11 Oktober 2020 jika selama PSBB kasus penularan Covid-19 di Jakarta mengalami peningkatan signifikan.

Baca juga : Terpopuler Metro: Anies Tutup Total 5 Sektor Selama PSBB Jakarta, MNC Media Disebut Kucing-kucingan 

Keputusan perpanjangan PSBB tersebut juga harus berdasarkan hasil evaluasi gugus tugas penanganan Covid-19 tingkat provinsi atas kondisi pandemi di Jakarta.

"Dalam hal terjadi peningkatan kasus baru Covid 19 secara signifikan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, pemberlakuan PSBB dapat diperpanjang selama 14 hari berikutnya, sampai 11 Oktober 2020," bunyi diktum kedua Kepgub yang diteken Anies pada 11 September 2020.

Dalam Kepgub tersebut pada Diktum ketiga juga tertuang keputusan untuk mencabut Kepgub nomor 879 tentang pelaksanaan PSBB transisi yang sebelumnya berlaku hingga 24 September.

Dalam pelaksanaan PSBB Anies juga mengeluarkan Pergub nomor 88 tahun 2020 yang mengatur terkait pembatasan kegiatan, mulai dari sektor pemerintahan, ekonomi dan perkantoran. Selain itu pelaksanaan Pergub 79 tahun 2020 tentang denda progresif pelanggaran PSBB juga akan dimaksimalkan..