Kamis, 26 November 2020
Rabu, 25 November 2020
KOMPAS.com - Sebuah studi di Annals of Internal Medicine menyebutkan orang dengan golongan darah O atau Rh-negatif memiliki risiko lebih rendah tertular virus corona dibandingkan golongan darah lainnya. Dilansir dari Reuters, Sabtu (28/11/2020), penelitian melibatkan 225.556 orang Kanada yang menjalani tes virus corona. Hasilnya, orang dengan golongan darah O berpotensi terkena virus corona dengan tingkat sedang hingga parah lebih rendah sebanyak 12 persen dari golongan darah lainnya. Selain itu, orang bergolongan darah O perpeluang lebih rendah 13 persen meninggal akibat Covid-19, ketimbang golongan darah lainnya. Peneliti menyebut orang dengan golongan darah Rh-negatif juga dinilai lebih terlindungi, apalagi jika mereka yang bergolongan darah O-negatif. Penulis penelitian dari RS St Michael di Toronto, Kanada, Dr Joel Ray, mengatakan orang-orang dalam kelompok golongan darah O mungkin telah mengembangkan antibodi yang dapat mengenali beberapa aspek dari virus baru itu. "Studi kami selanjutnya secara khusus akan melihat antibodi yang ada pada golongan darah itu, dan apakah betul golongan darah O memiliki efek perlindungan atau tidak," ujar Ray. Saat ini, para peneliti masih membuktikan bagaimana golongan darah O dapat berpengaruh pada pencegahan atau pengobatan Covid-19. Baca juga: Peneliti China Klaim Virus Corona Berasal dari India Vitamin D Kekurangan vitamin D seringkali dikaitkan dengan infeksi Covid-19 tingkat parah. Vitamin D kemudian disebut dapat memberi hasil pengobatan lebih baik bagi pasien virus corona. Namun, seorang dokter di Brasil menyatakan peningkatan kadar vitamin D pada pasien yang sakit kritis tidak mempercepat penyembuhan pasien di rumah sakit. Hal tersebut juga disebutnya tidak menurunkan kemungkinan agar pasien tidak dirawat di ICU hingga pada kematian. Baca juga: Mengenal Vaksin Corona mRNA, Benarkah Berbahaya dalam Jangka Panjang? Dalam sebuah makalah yang diposting di medRxiv, sebelum tinjauan sejawat, sebanyak 240 pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 parah secara acak diberikan vitamin D3 dosis tinggi maupun plasebo. Tercatat 6,7 persen dalam kelompok vitamin D memiliki tingkat gizi "kurang", sementara sebanyak 51,5 persen pasien dalam kelompok plasebo. Namun, berdasarkan penelitian, upaya pemberian vitamin D tersebut disebut tidak menunjukkan hasil. Hal yang sama juga terjadi ketika para peneliti berfokus pada 116 pasien dengan kekurangan vitamin D sebelum perawatan. Para penulis mengatakan suplementasi vitamin D tidak efektif untuk mengurangi lama perawatan di rumah sakit atau hasil klinis lainnya di antara pasien rawat inap dengan Covid-19 yang parah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi Terbaru Covid-19 Terkait Golongan Darah O dan Vitamin D", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/28/185500865/studi-terbaru-covid-19-terkait-golongan-darah-o-dan-vitamin-d?page=all.
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Jihad Akbar
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Kamis, 24 September 2020
Senin, 14 September 2020
GeNose UGM Mampu Deteksi Covid-19 dalam 80 Detik
"Jika sudah uji klinis dan mendapat ijin edar dari Kemenkes, pastikan alat disampaikan pada Satgas bisa menjadi alat tes untuk membantu upaya Indonesia meningkatkan rasio testing," tandasnya. Baca juga: Alami Low Vision Tak Halangi Imam Berprestasi Internasional, Diterima di UGM dan Dirikan Pondok Tahfiz Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi melakukan serah terima teknologi alat deteksi Covid-19 melalui embusan napas yang diberi nama GeNose kepada Kemenristek/BRIN, Kamis (25/6/2020). Hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Paripurna Sugarda bersama rombongan, Deputi Bidang Intelijen Teknologi BIN Mayjen TNI Afini Boer, Kepala Pusat
Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Republik Indonesia Brigjen Pol Rusdianto, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti, Plt. Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN Muhammad Dimyati, perwakilan dari industri pendukung GeNose
Minggu, 13 September 2020
Anies Terbitkan Kepgub Perpanjangan PSBB sampai tanggal 11 Oktober 2020, Jika...
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menghadiri pembagian 5 juta masker di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 10 September 2020.
TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Keputusan Gubernur
nomor 959 tahun 2020 pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB selama dua
pekan hingga 27 September 2020 dalam menekan angka penularan Covid-19.
Dalam Kepgub tersebut Anies
mencatumkan kebijakan perpanjangan terkait pemberlakuan PSBB untuk dua pekan kemudian akan
dari tanggal 27 September sampai 11 Oktober 2020 jika selama PSBB kasus
penularan Covid-19 di Jakarta mengalami peningkatan signifikan.
Baca juga : Terpopuler Metro: Anies Tutup
Total 5 Sektor Selama PSBB Jakarta, MNC Media Disebut Kucing-kucingan
Keputusan perpanjangan PSBB
tersebut juga harus berdasarkan hasil evaluasi gugus tugas penanganan Covid-19
tingkat provinsi atas kondisi pandemi di Jakarta.
"Dalam hal terjadi
peningkatan kasus baru Covid 19 secara signifikan berdasarkan hasil pemantauan
dan evaluasi, pemberlakuan PSBB dapat diperpanjang selama 14 hari berikutnya,
sampai 11 Oktober 2020," bunyi diktum kedua Kepgub yang diteken Anies pada
11 September 2020.
Dalam Kepgub tersebut pada
Diktum ketiga juga tertuang keputusan untuk mencabut Kepgub nomor 879 tentang
pelaksanaan PSBB transisi yang sebelumnya berlaku hingga 24 September.
Dalam pelaksanaan PSBB Anies juga mengeluarkan Pergub nomor 88 tahun 2020 yang mengatur terkait pembatasan kegiatan, mulai dari sektor pemerintahan, ekonomi dan perkantoran. Selain itu pelaksanaan Pergub 79 tahun 2020 tentang denda progresif pelanggaran PSBB juga akan dimaksimalkan..
Kamis, 10 September 2020
Rabu, 09 September 2020
Senin, 06 Juli 2020
Sabtu, 06 Juni 2020
Kamis, 04 Juni 2020
PENGUMUMAN KELULUSAN SMPN 112 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2019-2020 (KELAS 9)
Anies Perpanjang PSBB DKI Jakarta, Bulan Juni Jadi Masa Transisi
Sampai kapan PSBB transisi ini akan berakhir? Anies tidak memberikan kepastian tanggal definitif. Masa transisi ini akan berakhir pada akhir Juni, namun dengan syarat mengikat: angka indikator persebaran virus corona dalam posisi stabil.