Rabu, 25 November 2020

7 TRIK SULAP PENUH KEJUTAN | Trik Sulap Akhirnya Terungkap! Tantangan TikTok! oleh 123 GO! SCHOOL


 


 

KOMPAS.com - Sebuah studi di Annals of Internal Medicine menyebutkan orang dengan golongan darah O atau Rh-negatif memiliki risiko lebih rendah tertular virus corona dibandingkan golongan darah lainnya. Dilansir dari Reuters, Sabtu (28/11/2020), penelitian melibatkan 225.556 orang Kanada yang menjalani tes virus corona. Hasilnya, orang dengan golongan darah O berpotensi terkena virus corona dengan tingkat sedang hingga parah lebih rendah sebanyak 12 persen dari golongan darah lainnya. Selain itu, orang bergolongan darah O perpeluang lebih rendah 13 persen meninggal akibat Covid-19, ketimbang golongan darah lainnya. Peneliti menyebut orang dengan golongan darah Rh-negatif juga dinilai lebih terlindungi, apalagi jika mereka yang bergolongan darah O-negatif. Penulis penelitian dari RS St Michael di Toronto, Kanada, Dr Joel Ray, mengatakan orang-orang dalam kelompok golongan darah O mungkin telah mengembangkan antibodi yang dapat mengenali beberapa aspek dari virus baru itu. "Studi kami selanjutnya secara khusus akan melihat antibodi yang ada pada golongan darah itu, dan apakah betul golongan darah O memiliki efek perlindungan atau tidak," ujar Ray. Saat ini, para peneliti masih membuktikan bagaimana golongan darah O dapat berpengaruh pada pencegahan atau pengobatan Covid-19. Baca juga: Peneliti China Klaim Virus Corona Berasal dari India Vitamin D Kekurangan vitamin D seringkali dikaitkan dengan infeksi Covid-19 tingkat parah. Vitamin D kemudian disebut dapat memberi hasil pengobatan lebih baik bagi pasien virus corona. Namun, seorang dokter di Brasil menyatakan peningkatan kadar vitamin D pada pasien yang sakit kritis tidak mempercepat penyembuhan pasien di rumah sakit. Hal tersebut juga disebutnya tidak menurunkan kemungkinan agar pasien tidak dirawat di ICU hingga pada kematian. Baca juga: Mengenal Vaksin Corona mRNA, Benarkah Berbahaya dalam Jangka Panjang? Dalam sebuah makalah yang diposting di medRxiv, sebelum tinjauan sejawat, sebanyak 240 pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 parah secara acak diberikan vitamin D3 dosis tinggi maupun plasebo. Tercatat 6,7 persen dalam kelompok vitamin D memiliki tingkat gizi "kurang", sementara sebanyak 51,5 persen pasien dalam kelompok plasebo. Namun, berdasarkan penelitian, upaya pemberian vitamin D tersebut disebut tidak menunjukkan hasil. Hal yang sama juga terjadi ketika para peneliti berfokus pada 116 pasien dengan kekurangan vitamin D sebelum perawatan. Para penulis mengatakan suplementasi vitamin D tidak efektif untuk mengurangi lama perawatan di rumah sakit atau hasil klinis lainnya di antara pasien rawat inap dengan Covid-19 yang parah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi Terbaru Covid-19 Terkait Golongan Darah O dan Vitamin D", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/28/185500865/studi-terbaru-covid-19-terkait-golongan-darah-o-dan-vitamin-d?page=all.
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Jihad Akbar

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Senin, 14 September 2020

GeNose UGM Mampu Deteksi Covid-19 dalam 80 Detik

 


Penulis Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Para peneliti Universitas Gadjah Mada ( UGM) berhasil mengembangkan alat deteksi Covid-19 melalui embusan nafas yang diberi nama GeNose. Alat ini mampu mendeteksi virus corona dalam tubuh manusia dengan waktu cepat. Anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono, mengatakan alat deteksi Covid-19 melalui embusan napas yang diberi nama "GeNose". Baca juga: Mahasiswa UGM Tenggelam Saat Penelitian di Sungai Oya Bantul Alat deteksi Covid-19 hasil pengembangan para peneliti UGM. GeNose memiliki kemampuan mendeteksi virus corona baru dalam tubuh manusia. Tidak butuh waktu lama, kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui positif atau negatif Covid-19. 

"Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi," ujar kata anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono di acara Public Expose GeNose: Teknologi Pengendus Covid-19 di Gedung BJ Habibie lantai 24, Jakarta, dalam keterangan tertulis Humas UGM, Jumat (25/9/2020). Keunggulan lainya, GeNose memiliki akurasi tinggi. Selain itu, penggunaan alat ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan tes usap PCR. 

Baca juga: GeNose: Alat Pengendus Covid-19 Inovasi Anak Bangsa Satu unit GeNose yang diperkirakan seharga Rp 40 juta dapat digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan. "Untuk saat ini kemampuan produksi optimum sekitar 50 ribu unit per bulannya," urainya.   Peneliti GeNose lainnya, Dian Kesumapramudya Nurputra, memaparkan GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas. Orang yang akan diperiksa dengan alat ini akan diminta mengembuskan napas ke tabung khusus. Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan. Baca juga: Sebagian Panitia PPSMB UGM Diisolasi, Ada Keluarga Panitia yang Positif Corona Menurutnya, GeNose telah melalui uji profiling  dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit 

Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta. Dari uji tersebut diketahui hasilnya menunjukkan tingkat akurasi 97 persen. "Setelah uji klinis tahap pertama, saat ini GeNose tengah memasuki uji klinis tahap kedua," ucapnya. Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro mengapresiasi alat deteksi Covid-19 yang dikembangkan oleh tim peneliti UGM. "Riset/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 siap memberikan dukungan upaya finalisasi GeNose dalam bentuk dukungan uji klinis tahap 2," tegasnya. Baca juga: Jakob Oetama, UGM, dan Jurnalisme Makna Diharapkan, GeNose bisa segera dimanfaatkan secara massif oleh masyarakat. Setidaknya pada Desember 2020, alat yang dikembangkan oleh para peneliti UGM ini dapat digunakan untuk skrining.

 "Jika sudah uji klinis dan mendapat ijin edar dari Kemenkes, pastikan alat disampaikan pada Satgas bisa menjadi alat tes untuk membantu upaya Indonesia meningkatkan rasio testing," tandasnya. Baca juga: Alami Low Vision Tak Halangi Imam Berprestasi Internasional, Diterima di UGM dan Dirikan Pondok Tahfiz Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi melakukan serah terima teknologi alat deteksi Covid-19 melalui embusan napas yang diberi nama GeNose kepada Kemenristek/BRIN, Kamis (25/6/2020). Hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Paripurna Sugarda bersama rombongan, Deputi Bidang Intelijen Teknologi BIN Mayjen TNI Afini Boer, Kepala Pusat 

Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Republik Indonesia Brigjen Pol Rusdianto, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti, Plt. Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN Muhammad Dimyati, perwakilan dari industri pendukung GeNose



Minggu, 13 September 2020

 Anies Terbitkan Kepgub Perpanjangan PSBB sampai tanggal 11  Oktober 2020, Jika...

 

 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menghadiri pembagian 5 juta masker di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 10 September 2020.

TEMPO.COJakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Keputusan Gubernur nomor 959 tahun 2020 pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB selama dua pekan hingga 27 September 2020 dalam menekan angka penularan Covid-19

Dalam Kepgub tersebut Anies mencatumkan kebijakan perpanjangan terkait pemberlakuan PSBB  untuk dua pekan kemudian  akan dari tanggal 27 September sampai 11 Oktober 2020 jika selama PSBB kasus penularan Covid-19 di Jakarta mengalami peningkatan signifikan.

Baca juga : Terpopuler Metro: Anies Tutup Total 5 Sektor Selama PSBB Jakarta, MNC Media Disebut Kucing-kucingan 

Keputusan perpanjangan PSBB tersebut juga harus berdasarkan hasil evaluasi gugus tugas penanganan Covid-19 tingkat provinsi atas kondisi pandemi di Jakarta.

"Dalam hal terjadi peningkatan kasus baru Covid 19 secara signifikan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, pemberlakuan PSBB dapat diperpanjang selama 14 hari berikutnya, sampai 11 Oktober 2020," bunyi diktum kedua Kepgub yang diteken Anies pada 11 September 2020.

Dalam Kepgub tersebut pada Diktum ketiga juga tertuang keputusan untuk mencabut Kepgub nomor 879 tentang pelaksanaan PSBB transisi yang sebelumnya berlaku hingga 24 September.

Dalam pelaksanaan PSBB Anies juga mengeluarkan Pergub nomor 88 tahun 2020 yang mengatur terkait pembatasan kegiatan, mulai dari sektor pemerintahan, ekonomi dan perkantoran. Selain itu pelaksanaan Pergub 79 tahun 2020 tentang denda progresif pelanggaran PSBB juga akan dimaksimalkan..

Kamis, 04 Juni 2020

PENGUMUMAN KELULUSAN SMPN 112 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2019-2020 (KELAS 9)

Penting untuk diperhatikan oleh siswa :
1. Tetap berada di rumah
2. Dilarang berkerumun atau berkelompok di suatu tempat
3. Dilarang coret – coret baju atau tempat – tempat umum
4. Dilarang berkonvoy naik motor di jalan 
5. Peraturan ini sesuai dengan ketentuan PSBB dari tingkat Provinsi DKI Jakarta sampai ke  
    tingkat Kelurahan
6. Jika melanggar ketentuan ini, maka akan mendapat sanksi yang berlaku.
SILAHKAN KLIK LINK INI :

KELAS 9-A
https://bit.ly/keterangan-kelulusan-9a

KELAS 9-B

KELAS 9-C

KELAS 9-D

KELAS 9-E

KELAS 9-F

KELAS 9-G


RAPAT DINAS SECARA DARING SELAMA PANDEMI COVID-19






Anies Perpanjang PSBB DKI Jakarta, Bulan Juni Jadi Masa Transisi


Jakarta,- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Anies juga menetapkan bulan Juni ini sebagai masa transisi.
"Maka kami di Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 DKI Jakarta kita memutuskan untuk menetapkan status PSBB diperpanjang dan menetapkan bulan Juni ini sebagai masa transisi," kata Anies, dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Saat ini statusnya tidak berubah, tetap PSBB, tapi kita mulai melakukan transisi di bulan Juni, menuju apa? Menuju aman sehat produktif," lanjutnya.
Anies mengatakan perpanjangan itu salah satunya lantaran masih adanya wilayah yang memiliki angka kasus positif yang masih tinggi. Dia juga mengatakan sanksi PSBB akan tetap berlaku.
"Dalam masa transisi sanksi pelanggaran pembatasan tetap berlaku dan akan ditegakkan," ujarnya.
Seperti diketahui, PSBB DKI Jakarta berakhir hari ini. PSBB pertama kali dijalankan pada 10 April sampai 24 April 2020 lalu. Anies kemudian memperpanjang PSBB dari 24 April sampai 7 Mei dan diperpanjang lagi hingga 22 Mei. Terakhir, Anies memperpanjang PSBB hingga 4 Juni.
 

Sampai kapan PSBB transisi ini akan berakhir? Anies tidak memberikan kepastian tanggal definitif. Masa transisi ini akan berakhir pada akhir Juni, namun dengan syarat mengikat: angka indikator persebaran virus corona dalam posisi stabil.



Kamis, 19 Maret 2020